Pembaca fanatik buku Harry Potter yang berkunjung ke Edinburgh, pastilah tak akan melewatkan petualangan ini: menyusuri jejak-jejak J.K Rowling dan Harry Potter di ibukota Skotlandia. Di kota inilah Harry Potter lahir pada tahun 1997.
Rowling menemukan ide menulis serial Harry Potter saat mengalami delay kereta dari Manchester ke London tahun 1990. Sepanjang tujuh tahun sejak ide Harry Potter muncul hingga diterbitkan, banyak peristiwa tragis yang dialamai Rowling. Kematian ibunya, kehidupan rumah tangga yang berakhir dengan perceraian, menjadi single parent bagi Jessica, bayi perempuan yang baru berusia 4 bulan, dan kondisi keuangan yang pas-pasan. Rowling juga harus mencari tempat tinggal baru setelah bercerai. Ia memutuskan pindah ke Edinburgh, menetap sekota dengan saudara perempuannya, pada tahun 1993.

Sembari mengasuh Baby Jessica, Rowling sering menghabiskan waktunya untuk menulis di sejumlah kafe di Edinburgh, antara lain di Nicholson’s Cafe dan The Elephant House. Sayangnya, Nicholson’s Cafe sudah beberapa kali berpindah tangan dan berganti nama. Pernah menjadi restoran Chinese Buffet beberapa tahun dan kini menjadi Black Mdicine Coffee, dikembalikan fungsinya menjadi kedai kopi oleh pemilik barunya. Sebuah plakat bergambar wajah J.K Rowling dipasang di bagian depan kafe: J.K ROWLING wrote some of the early chapters of HARRY POTTER in the room of the first floor of this building.

Maka dewi fortuna berpihak pada The Elephant House yang mereguk banyak keuntungan bisnisnya. Kafe ini kemudian mengklaim sebagai tempat lahirnya Harry Potter. “Birthplace oh Harry Potter” tulisan itu terpampang besar-besar di dinding kaca bagian depan kafe. Penggemar Harry Potter pun berbondong-bondong ke kafe ini. Termasuk saya. Ada yang sekedar berfoto narsis di depan kafe atau mencicip menu sambil mengkhayalkan menjadi Rowling yang tengah menulis.
Setiap mengunjungi Edinburgh, saya berusaha menyinggahi The Elephant House. Dari segala suasana saya nikmati kafe ini dalam beberapa kali kunjunga. Saat sarapan, makan siang, dan makan malam sudah saya coba. Terus terang bukan karena ketagihan pada menu sajiannya, tapi semata karena kafe ini menjadi tempat Rowling menulis Harry Potter. Sebab diam-diam saya bermimpi bisa menjadi penulis buku best seller. Hehe..

Tempat duduk favorit saya adalah di ruang belakang yang berjendela. Konon, di tempat ini Rowling banyak menghabiskan waktu untuk menulis. Ruang ini memiliki view yang menginspirasi. Dari jendela kaca kita bisa melihat bertumpuk bangunan dengan arsitektur khas Skotlandia. Yang paling atas adalah Edinburgh Castle yang berdiri dengan angkuhnya di atas bukit berbatu. Di bawahnya berjejal bangunan warna batu kelabu dengan atap-atap berbentuk segitiga. Pemandangan paling bawah adalah lahan datar berumput dikelilingi pagar dinding batu. Itulah Greyfriar Kirkyard, kuburan yang sudah ada sejak abad ke-16.

Serem ya? Tapi pemandangan yang spooky ini justru menjadikan Rowling makin kusyuk menulis naskah Harry Potter. Ia bahkan menemukan sejumlah nama tokoh penting dalam Harry Potter dari beberapa batu nisan yang terdapat di kuburan Greyfriar. Nama tokoh Prof. MacGonagall misalnya, terinspirasi dari nama William MacGonagall, penyair Skotlandia yang meninggal pada tahun 1902. Batu nisan William MacGonagall terletak di saah satu sudut kompleks kuburan Greyfriar, di bawah dinding batu pembatas makam. Di luar dinding makam itu terdapat bangunan George Heriot’s School yang dibangun pada tahun 1628. Bangunan sekolah ini juga menginspirasi Rowling untuk sekolah sihir Hogwat’s.
Tak jauh dari lokasi ini, terdapat “makam” tokoh yang yang plaing menyeramkan dalam kisah Harry Potter, yaitu Lord Voldemort alias Tom Riddle. Nama Tom Riddle rupanya terinspirasi dari nisan Thomas Riddle. Makam Thomas Riddle sekarang menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi penggemar Harry Potter. Maklum, dalam kisah Harry Potter, tokoh Voldemort itu akhirnya memang mati. Sehingga fans Harry Potter bisa ziarah ke makam Voldemort beneran!
Selain berwisata ke tempat yang banyak menyumbangkan ide bagi buku pertama Harry Potter and The Philoshoper’s Stone yang diselesaikan di The Elephant House, penggemar Harry Potter juga bisa menginap di hotel tempat J.K Rowling menulis serial terakhir Harry Potter. Rowling merampungkan naskah Harry Potter and the Deadly Hallows di kamar 552 Hotel Balmoral pada Januari 2007. Tapi saya nggak berminat, karena ongkos menginap semalam di classic suite room 552 ini sebesar 962 poundsterling. Dua puluh juga rupiah!

Hotel Balmoral memang hotel paling keren dan mahal di Edinburgh. Hotel ini terletak di jantung kota Edinburgh di Princess Street, bersebelahan dengan stasiun kereta Waverly dan North Bridge. Bangunannya keren seperti kastil yang bertengger di pusat keramaian. Pada malam hari, kemewahan Hotel Balmoral makin terasa lewat cahaya lampu temaram yang menonjolkan karakter bangunan klasiknya.
Penasaran berapa tarif kamarnya semalam? Nggak usah di clssic suite room, tarif termurah di kamar executive double room sekitar 460 poundsterling per malam. Setara dengan harga tiket pesawat Jakarta – London – Jakarta!